Senin, 29 September 2014

TUGAS 2 KOMPETENSI DASAR 1 DINAMIKA KEBUDAYAAN INDONESIA

KEBUDAYAAN KLASIK 

A. Pendahuluan

    Perkembangan budaya Indonesia yang terjadi saat ini tidak terlepas dari peran kebudayaan klasik. Para ahli antropologi sepakat pada kesimpulan bahwa yang dinamakan kebudayaan klasik adalah sebuah kebudayaan yang berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Budha. Era klasik atauperiode klasik adalah istilah luas untuk periode sejarah yang berpusat di Laut Tengah.

B. Kebudayaan Klasik Indonesia dalam Aspek Sejarah

     Indonesia masuk ke zaman sejarah pada kurang lebih abad ke 4 masehi, setelah pasuknya pengaruh India (Hindu-Budha). Masuknya wilayah nusantara ke zaman sejarah ditandai dengan tulisan PALAWA yang terpatri pada Yupa (prasasti) Kutai. Para ahli tulisan kuno (epigrafi) memperkirakan tulisan Palawa yang dipahatkan di Yupa Kutai itu telah ada sejak abad-abad tersebut.
    Sebagai bahasa tulis, tulisan-tulisan bukti sejarah masa lampau itu sangatlah penting dikarenakan dengan tulisan, penulisnya dapat mencatat berbagai peristiwa yang terjadi pada masanya, sehingga dapat menyebarkan serta mewariskan berbagai macam tradisi, nilai, kepercayaan, dan budayanya kepada masyarakat disekitarnya maupun generasi penerus.
    Pewarisan budaya dengan referensi-referensi bahasa tulis menjadi penting sebab dengan bahasa ucap langsung, tentu otentisitas budaya yang diwariskan dari generasi-kegenerasi akan mengalami perubahan. Bukti-bukti tertulis yang ditinggalkan dapat dibaca dan dipelajari oleh generasi selanjutnya. Pun generasi berikutnya mendapat fakta kehidupan generasi terdahulu yang asli/otentik agar menjadi kekayaan dan memperkuat jati diri masyarakat dimasa kekinian.
    Ada berbagai bentuk dan cara para leluhur kita dimasa lalu dalam meninggalkan jejak rekaman kehidupan masa lalunya. Berbagai bentuk itu antara lain berupa pemakaian sarana tulis, Yupa, Prasasti, Kitab/Keropak (dokumen) yang dipahatkan/dituliskan pada batu, logam, kropak/daun lontar dll. Selain sarana tulis, bahasa tulis yang dipakai dimasa klasik Indonesia itu dipakai dalam kerangka kehidupan politik, budaya dan agama. Acapkali prasasti dipakai untuk peristiwa-peristiwa berkenaan dengan politik, sumpah atau kutukan (contoh: Prasasti Telaga Batu yang dikeluarkan Sriwijaya), sedangkan kitab banyak dipakai untuk keagamaan, kesusastraan serta hukum.Yang dimaksud dengan masa klasik pada periodesasi sejarah Indonesia adalah masa berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Nusantara yang berasal dari India, masuk sekitar abad ke 4 sampai akhir periode kekuasaan Majapahit abad ke 15 masehi. Bahasa tulis pada periode tersebut mengalami perubahan dan perkembangan. Prasasti, kitab dan sarana tulis ketika itu ditulisi dengan hurup Palawa, Prenegari, Melayu Kuno, Jawa Kuno. Bahasa yang dipakai juga berlainan dari masa kemasa. Bahasa yang dipakai pada masa Kutai di Kalimantan Timur, beda dengan yang dipakai di Sumatra Barat pada periode yang kemudian sebagaimana yang dipakai pada prasasti Adityawarman di Pagaruyung. Juga berbeda dengan bahasa yang dipakai Pu Prapanca dalam menulis Negarakertagama.
    Berikut beberapa gambar rekam jejak bahasa tulis yang ditinggalkan para leluhur bangsa kita yang pernah berjaya dimasa klasik, yang banyak menjadi rujukan sebagai sumber primer dalam penelitian sejarah masa klasik itu. (http://awidyarso65.wordpress.com/2009/03/09/jejak-bahasa-tulis-dalam-sejarah-indonesia-klasik/).

 
 Prasasti Sriwijaya


 
 Prasasti Tarumanegara

C. Kebudayaan Klasik Indonesia dalam Aspek Arsitektur


   Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur kebudayaan klasik di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab Negara kertagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur. Zaman Klasik Awal (600-900M), zaman dimana dua kerajaan besar yakni Sriwijaya Buddha di Sumatera dan Mataram Hindu di Jawa telah membangun patung-patung batu, kuil-kuil batu, dan tempat-tempat suci yang monumental, terutama di Jawa seperti Gedong Songo, Borobudur, dan Prambanan. Zaman Klasik Pertengahan, pada zaman ini insfrastuktur, transportasi, dan irigasi meluas. Candi-candi dari bata ditemukan di Sumatera seperti Padang Lawas, Muara Takus, Muara Jambi. Zaman Klasik Akhir, pada zaman ini muncul patung-patung dari terakota yang menggantikan patung-patung dari batu dan perunggu. Di bali dan Jawa Timur dibuat model-model candi baru dari batu dan bata yang dibuat di lereng-lereng pegunungan (Johannes Widodo, 2009: 18).


D. Kebudayaan Klasik Indonesia dalam Aspek Teknologi


    Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak. (http://melinmelinda49.blogspot.com/2013/01/perkembangan-kebudayaan-indonesia_13.html).


E. Kebudayaan Klasik Indonesia dalam Aspek Dinamika Masyarakat


Kerajaan Kutai

Di Kerajaan Kutai terdapat golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sansekerta dan dapat menulis huruf Pallawa. Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti karena konsep keluarga raja pada zaman itu terbatas pada konsep raja terdahulu yang menyerap kebudayaan India. Mata pencaharian masyarakatnya beternak sapi.

Kerajaan Tarumanegara

Diduga berkebudayaan Hindu dan berbudaya asli. Pusat pemerintahan berdasarkan keterangan prasasti Tugu yang diperkirakan terletak di daerah Bogor dan Bekasi. Masyarakatnya memiliki mata pencaharian pertanian, peternakan, pelayaran, dan perdagangan. Pada kerajaan ini sudah mencapai tingkat kebudayaan yang tinggi dalam tradisi tulisan.

Kerajaan Sriwijaya

Dikenal sebagai pusat pengajaran agama Budda. Mayoritas masyarakatnya hidup dari sektor perdagangan. Ditemukan prasasti yang membuktikan Palembang sebagai pusat kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Majapahit

Masyarakat Majapahit diatur berdasarkan budaya Hindu. Ketatanegaraan Majapahit menganut sitem teritorial dan desentralisasi. Majapahit merupakan pusat perdagangan Asia. Tidak menghasilkan bangunan arsitektur keagamaan yang megah seperti Candi Prambanan dan Borobudur.(Ignas Kingkin Teja dkk, 2002: 6-15).


Daftar Pustaka



Widodo, Johannes. 2009. Masa Lalu Dan Masa Kini : Arsitektur Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


Teja, Ignas Kingkin dkk. 2003. Sejarah SMA/MA Kelas XI IPS. Jakarta: Grasindo. 




http://awidyarso65.wordpress.com/2009/03/09/jejak-bahasa-tulis-dalam-sejarah-indonesia-klasik/



http://melinmelinda49.blogspot.com/2013/01/perkembangan-kebudayaan-indonesia_13.html


 






















2 komentar:

  1. Pendahuluan tidak perlu ditulis. Sudah baik, antara daftar pustaka dengan kutipan sudah sinkron, tinggal perbaikan tata tulis saja ya Stera.

    BalasHapus
  2. menarik le, lanjutkan kreativitasmu!! smoga jadi anak yg yes yes yes....sholeh tentunya. hahaha... :D

    BalasHapus